Senin, 27 April 2020

MENGENAL POHON ULIN SI POHON KAYU BESI DARI KALTIM


Nama lain dari pohon ulin adalah pohon kayu besi. Dan sebenarnya, pohon ulin (eusideroxylon zwageri) adalah salah satu pohon yang terkenal dari hutan Kalimantan Timur dengan ciri kayu yang keras dan kuat, warna gelap, dan tahan terhadap air laut.

Tinggi pohon ulin mencapai 50 meter dengan diameter hingga 120 cm. Selain itu, pohon ini banyak ditemukan di dataran rendah.

Pohon ini agak terpisah dari pepohonan lain dan dikelilingi jalur jalan melingkar dari kayu ulin. Sementara, di bagian bawah pohon, terdapat bagian yang berlubang. Jenis kayu dari pohon ulin tidak mudah lapuk, baik di air maupun daratan. Itulah sebabnya, kayu ini banyak dipakai sebagai bahan bangunan khususnya untuk rumah yang didirikan di atas tanah berawa.

Sementara itu, proses pemuliaan alami di hutan bekas tebangan umumnya kurang berjalan dengan baik. Perkecambahan biji ulin membutuhkan waktu cukup lama sekitar 6-12 bulan dengan persentase keberhasilan relatif rendah. Apalagi, produksi buah tiap pohon umumnya juga sedikit. Biji ulin lebih suka ditiriskan baik tanah, tanah liat berpasir ke tanah liat, kadang-kadang batu kapur. Hal ini umumnya ditemukan di sepanjang sungai dan bukit-bukit yang berdekatan. Hal ini membutuhkan rata-rata curah hujan tahunan 2500-4000 mm.


Kayu Ulin (Eusideroxylon zwageri) atau biasa disebut kayu besi adalah salah satu kayu yang terkenal dan terkuat di habitatnya hutan Kalimantan. Ada berbagai nama daerah untuk Ulin, antara lain bulian, bulian rambai, onglen (Sumatera Selatan), belian, tabulin, telian, tulian dan ulin (Kalimantan) (Abdurachman, 2011). 

Martawijaya et al. (1989) menyatakan bahwa kayu ulin sangat kuat dan awet, dengan kelas kuat I dan kelas awet I, berat jenis 1,04. Kayu ulin tahan akan serangan rayap dan serangga penggerek batang, tahan akan perubahan kelembaban dan suhu serta tahan pula terhadap air laut. Karena ketahanannya tersebut maka wajar jika dikatakan kayu ulin, kayu sepanjang masa dan kayu primadona. Kayu ini sangat sukar dipaku dan digergaji tetapi mudah dibelah.

Selanjutnya Departemen Kehutanan (1992) menyatakan bahwa kayu ulin ini merupakan salah satu jenis kayu mewah/indah yang masuk dalam daftar jenis pohon untuk ditanam untuk berbagai tujuan.

Di TN Kutai terdapat pohon Ulin (Eusideroxylon zwageri) yang berukuran raksasa dengan diameter 2,47 meter dan tinggi ± 20 m yang berumur ± 1.000 tahun. Dan di TN Kutai juga masih dapat dijumpai tipe vegetasi hutan ulin yang tutupan vegetasinya di dominasi oleh pohon ulin.

Pohon Ulin yang berumur ± 1.000 tahun di TN Kutai

MANFAAT ULIN :

Ulin merupakan salah satu jenis pohon hutan Kalimantan yang memiliki banyak kegunaan. Selain manfaat kayunya, ulin juga memiliki manfaat lain yang tidak kalah penting dan bernilai ekonomis.

1. Manfaat Ekonomi

Manfaat bagi kepentingan ekonomi diantaranya menghasilkan produk-produk yang bernilai ekonomi seperti kayu gergajian, sirap, ukiran, bahan bangunan, tiang, dan produk kayu lainnya.

2. Manfaat Ekologi

Dalam hubungannya dengan manfaat ekologi pohon ulin merupakan tempat favorit untuk membuat sarang bagi orangutan. Orangutan juga memakan daun-daun ulin yang masih muda. Pohon ulin memiliki peranan ekologi yang penting diantaranya menghasilkan oksigen yang menyerap karbondioksida melalui proses fotosintesis, mempertahankan air tanah, menahan air dan tanah serta mempengaruhi iklim mikro dan lain sebagainya.

Pohon Ulin sebagai tempat favorit Orangutan untuk membuat sarang

3. Manfaat Sosial Budaya

Manfaat bagi kepentingan sosial budaya merupakan manfaat yang juga bersifat ekstraktif namun pemanenan dilakukan tidak dengan cara menebang. Manfaat ini diperoleh dengan mengambil bagian yang tidak mematikan dari jenis ini. Manfaat sosial budaya dari pohon ulin adalah sebagai obat tradisional dan sebagai bahan kerajinan dan ukiran tradisional dengan memanfaatkan tunggak ulin yang telah mati sehingga tidak mengancam kelestariannya.


Tumbuhan ini berkhasiat untuk mengatasi beberapa penyakit dan gangguan kesehatan. Terkait dengan pemanfaatannya sebagai bahan obat, daun ulin mengandung beberapa senyawa fitokimia seperti flavonoid, saponin, tanin dan sterol – terpenoid serta banyak mengandung tanin. Selain pemanfaatan daun dan batangnya, biji ulin yang dihaluskan dimanfaatkan untuk obat bengkak, menghitamkan rambut atau semir rambut. Buah ulin yang akan digunakan dikeringkan, dicampur dengan minyak kelapa. Di pasar – pasar tradisional di Kalimantan kadang dijual produk minyak ulin yang berkhasiat untuk menghitamkan rambut dan mencegah tumbuhnya uban. Adanya khasiat obat pada biji ulin ini mungkin ada hubungannya dengan kandungan racun yang ada di dalamnya.

MORFOLOGI ULIN :

Ulin termasuk jenis pohon besar yang tingginya dapat mencapai 50 m dengan diameter sampai 200 cm. Pohon ini tumbuh pada dataran rendah sampai ketinggian 400 m. Ulin umumnya tumbuh pada ketinggian 5 – 400 m di atas permukaan laut dengan medan datar sampai miring, tumbuh terpencar atau mengelompok dalam hutan campuran namun sangat jarang dijumpai di habitat rawa-rawa. Kayu Ulin juga tahan terhadap perubahan, suhu, kelembaban dan pengaruh air laut sehingga sifat kayunya sangat berat dan keras.

PEMULIHAN ULIN :

Berdasarkan daftar merah IUCN (International Union for Conservation of Nature) kayu ulin termasuk ke dalam kategori rentan (vulnerable). Dimasukkan Kategori Rentan karena kayu ulin sudah jarang dijumpai akibat eksploitasi besar-besaran melalui aktivitas illegal logging dan perambahan hutan.

Kayu Ulin sulit dibudidayakan, dan walaupun bisa tanaman ini akan bisa ditebang kayunya setelah berusia ratusan tahun sehingga tak ada orang yang mau mengembangkan jenis kayu tersebut. Lambatnya pertumbuhan ulin ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan diameter pohon. Pertumbuhan itu rata-rata hanya 0,058 cm per tahun. Bandingkan dengan pertumbuhan rata-rata diameter pohon meranti misalnya, lebih kurang 1 cm per tahun, bahkan 2 cm dengan perlakuan khusus.

Selain itu, perkembangbiakan ulin tak bisa dilakukan dengan cepat. Buah Ulin memiliki cangkang keras. Tak heran proses perkecambahan ulin lambat. Selain dikikir, perkecambahan bisa dipercepat dengan menggoreng. Buah digoreng bukan dengan minyak tapi pasir. Buah ulin berbentuk lonjong dengan panjang sekitar 15 cm dan diameter sekitar 7 cm.


Buah Ulin 

Dari hasil pengamatan penulis di kawasan TN Kutai, Kayu Ulin dapat tumbuh dengan baik secara alami dibawah naungan atau tegakan hutan atau dengan kata lain sangat sulit tumbuh di daerah yang terbuka. Tunggul kayu ulin dari aktivitas illegal logging yang dilakukan di kawasan TN Kutai dapat tumbuh kembali secara alami apabila berada dibawah tegakan/naungan. Demikian pula apabila pohon ulin yang tumbang dan masih dibawah naungan, akan muncul/tumbuh tunas-tunas yang baru sebagai bakal pohon baru.


Tunas baru yang tumbuh dari tunggul pohon Ulin yang ditebang



Pohon Ulin yang tumbuh secara alami dibawah tegakan hutan TN Kutai

Beberapa upaya pemulihan Ulin melalui kegiatan rehabilitasi dan restorasi dengan penanaman pohon ulin di kawasan TN Kutai sudah dilaksanakan baik oleh pihak Balai TN Kutai sendiri maupun dari beberapa perusahaan sebagai Mitra TN Kutai, namun belum sebanding dengan tingkat kerusakan vegetasi ulin sebagai akibat dari perambahan dan illegal loging oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab.

 

“Dengan pertumbuhan yang sangat lambat tapi terus ditebang dan dicari tanpa ada yang bersedia membudidayakan maka sudah bisa ditaksir kedepan kayu ini hanya tinggal kenangan saja”.

Sumber : 
  • Abdurachman. 2011. Tanaman Ulin (Eusideroxylon Zwageri T. & B) pada Umur 8,5 tahun di Arboretum Balai Besar Penelitian Dipterokarpa Samarinda. Samarinda.
  • Martawijaya A., I.Kartasujana, Y.I.Mandang, S.A.Prawira dan K. Kadir. 1989. Atlas Kayu Indonesia. Jilid II. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Bogor.
  • Departemen Kehutanan. 1992. Manual Kehutanan. Departemen Kehutanan Republik Indonesia. Jakarta.
  • http://sains.kompas.com.